Jumat, 14 Januari 2011

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial, yang berlaku umum dan sistematis. Karena ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula.

1. Ilmu dan Proses Berpikir
Dua buah definisi dari ilmu adalah sebagai berikut.
“Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkn dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum.”
“Ilmu ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.”
Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi, timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematis, yang akhirnya melahirkan kesimpulan bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan mengelilingi matahari dan bumi juga mengelilingi
matahari. Menurut Maranon (1953), ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang terus-menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum.

Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah keduanya dimulai dari adanya rasa gengsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan tentatif untuk penyelidikan.

Proses berpikir adalah suatu rafleksi yang teratur dan hati-hati. Menurut Kelly (1930), proses berpikir menuruti langkah-langkah berikut:
 Timbul rasa sulit
 Rasa sulit tersebut didefinisikan.
 Mencari suatu pemecahan sementara.
 Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.
 Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental (percobaan).
 Mengadakan penilitan terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara menatal untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
 Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

2. Definisi Penelitian
Whitney mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini.
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parsons, 1946).
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. (John, 1949).
Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu (Dewey, 1936).

Dari definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus-menerus terhadap sesuatu.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah. Dalam penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan dua unsur penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur nalar (reasoning) (Ostle, 1975)

3. Ilmu, Penelitian, dan Kebenaran
Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Whitney (1960), ilmu dan pengetahuan adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penlitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).

Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu:
1. adanya koheren;
2. adanya koresponden; dan
3. pragmatis.

Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Kebenaran matematika misalnya, didasarkan atas sifat koheren, karena dalil matematika disusun berdasarkan beberapa aksioma yang telah diketahui kebenarannya lebih dahulu.

Dasar lain untuk mempercayai kebenaran adalah koresponden yang diprakarsai oleh Bertrand Russel (1872 – 1970). Suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Pernyataan bahwa ibukota Propinsi Derah Istimewa Yogyakarta adalah
Yogyakarta adalah benar karena pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Yogyakarta memang ibukota Propinsi DIY.

Sifat kebenaran yang diperoleh dalam proses berpikir secara ilmiah umumnya mempunyai sifat koheren dan sifat koresponden.berpikir secara deduktif adalah menggunakan sifat koheren dalam menentukan kebenaran, sedangkan berpikir secara induktif, peneliti menggunakan sifat koresponden dalam menentukan kebenaran.

Kebenaran lain dipercaya karena adanya sifat pragmatis. Dengan perkataan lain, pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Secara pragmatis orang percaya kepada agama, karena agama bersifat fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan hidup pada manusia.

Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadangkala kebenaran dapat ditemukan melalui proses nonilmiah, seperti:
a. penemuan kebenaran secara kebetulan,
b. penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat),
c. penemuan kebenaran melalui wahyu,
d. penemuan kebenaran secara intuitif,
e. penemuan kebenaran secara trial dan error,
f. penemuan kebenaran melalui spekulasi,
g. penemuan kebenaran karena kewibawaan.

4. Kegunaan dan Peranan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan. Adalah sangat sulit, bahkan tidak mungkin sama sekali, untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan, jika penelitian tidak pernah diadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui penelitian. Tidak ada satu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian.

Di negara-negara yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya penelitian sudah begitu melembaga dan penggunaan dana untuk keperluan penelitian tidak pernah dipertanyakan lagi manfaatnya. Pengeluaran negara untuk penelitian dapat mencapai 1-2 persen dari total pengeluaran negara. Di tahun 1953, Amerika Serikat misalnya telah menggunakan 3,5 billiun (miliar) dolar untuk penelitian. Kira-kira 60 persen dibiayai oleh pemerintah dan 35 persen oleh industri swasta, dan selebihnya oleh instansi dan lembaga lainnya. Dari keseluruhan pembiayaan tersebut, 94 persen digunakan untuk penelitian terapan (applied research) dan 6 persen untuk penelitian dasar (basic research).

Di negara-negara yang sedang berkembang, penelitian pertanian memegang peranan penting sekali, yaitu meliputi aspek-aspek pemasaran, penerapan teknologi, alat-alat pertania, pengangkutan serta perangsang industri.

Banyak studi menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Ada dua cara untuk menilai keuntungan dari penelitian. Pertama, menggunakan teknik internal rate of return to investment dan
kedua dengan menghitung nilai marginal dari output per dolar modal yang ditanamkan dalam penelitian.

5. Jenis – Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research ) dan penelitian terapan (applied research).
a. Penelitan Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karean ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertiantentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawab masalah-masalah praktis tersebut.

Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan
tersebut untuk masyarakat. Perhatian utama adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni bisa diarahkan ke mana saja, tanpa memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Contoh penelitian dasar misalnya
penelitian tentang gene, tentang nucleus, dan sebagainya.

b. Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan (applied research, practical research) adalah penyelidikan yang hati-
hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan
dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan
baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti yang mengerjakan
penelitian dasar atau murni tidak mengharapkan hasil penelitiannya digunakan secara praktika.
Peneliti-peneliti terapanlah yang akan memerinci penemuan penelitian dasar untuk keperluan
praktis dalam bidang-bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan
mempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat, baik
untuk keperlua ekonomi, politik, maupun sosial.

Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat
serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera
mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak
menjadi kadaluwarsa.

Dalam melaksanakan penelitian terapan dapat dilakukan dalam lima langkah, sebagai berikut:
 Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya.
 Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian.
 Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium.
 Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakuakn untuk diterapkan.
 Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam suatu kesatuan sehingga ia menjadi bagian yang permanen dari satu sistem.
Contoh dari penelitian terapan, misalnya, penelitian tentang pengaruh traktorisasi
terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh pemupukan daun terhadap tanaman jagung, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons